Monday, 30 October 2017

Manajemen quota user di debian 7

v  Landasan Teori
Kuota merupakan salah satu fitur dari sistem operasi Linux. Melalui fitur ini penggunaan media penyimpanan dapat dikelola besarnya untuk tiap user ataupun group yang ada.
Fitur ini berguna untuk mengendalikan penggunaan ruang harddisk oleh user. Pembatasan kuota ini dapat diberlakukan untuk tiap filesystem, file atau inodes (metadata file). Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat tiga jenis implementasi kuota pada Linux, yakni blocks quota, file quota dan inodes quota.
Dilihat dari pembatasannya, terdapat dua jenis pembatasan yang dapat diberikan, yakni:
1.      Hard limit, digunakan untuk membatasi kuota tanpa ada tolerasi penambahan file sehingga melebihi batas yang ditentukan. Misalnya, jika hard limit di set ke 2 GB, maka user tidak dapat membuat/menambah file lagi apabila kuotanya sudah terpenuhi.
2.      Soft limit, apabila batas ini dilewati maka sistem akan menampilkan pesan peringatan bahwa file yang akan ditambahkan melewati kuota yang telah ditentukan. Namun, file tersebut tetap dapat ditambahkan tapi tetap tidak dapat melewati batas hard limit. Misalnya, apabila kuota soft limit 1 GB telah terpenuhi, maka jika user menambahkan file lagi akan mendapatkan pesan peringatan dan file tetap dapat ditambahkan asal tidak melewati batas hard limit.


v  Alat dan Bahan
1.     OS Linux debian 7 yang sudah terinstal
2.     Laptop
3.     Vmware

v  Langkah – langkah
1.      pertama kita buat dulu 2 user dengan perintah “adduser”



2.      lalu ubah cd/dvd debian menjadi cd/dvd 2  untuk  menginstall aplikasi quotatool dengan perintah seperti berikut



     3.  jika sudah di masuk ke “/etc/fstab” dan tambahkan usrquota,grpquota pada baris mounting /home




4. reboot debian


5. kemudian masukan perintah seperi dibawah untuk mengetahui apakah      layanan quota sudah aktif atau belum


6. jika sudah aktif  maka kita akan menentukan kuota user


Pada kasus ini yang akan dibatasi adalah user maman dengan kuota harddisk 100 MB. Dibawah ini adalah contoh perubahan yang telah dilakukan pada kolom soft dan hard menjadi 100000 kByte (≈ 100 MB).

 

  7. Perintah berikut ini dapat digunakan untuk mengetahui status penerapan kuota pada                              user.




Dari gambar diatas terlihat bahwa user maman telah menggunakan kuota sebanyak 16 kb dari 100 MB. Nilai yang sama juga diberikan oleh perintah du berikut

  8. untuk pengujian kita harus login dengan user yang sudah di batasi quotanya


9.  lalu gunakan perintah berikut untuk membuat file yang melebihi kuota dari user                                   tersebut.

10. Perintah diatas digunakan untuk membuat file kosong sebesar 100 MB (1024 Byte x 100000). Gambar dibawah ini menunjukkan hasil eksekusinya. Hasilnya memperlihatkan bahwa file tidak dapat dibuat karena besarnya telah melewati batas kuota yang ditentukan.



Share:

Wednesday, 18 October 2017

Manajemen User dan Hak akses pada Linux


  1. Hak Akses
               Terdapat 3 macam hak akses dari sebuah file yaitu :

  • Read ==> Yaitu mengijinkan sumber lain untuk membaca isi dari file tersebut tetapi tidak    dapat  melakukan perubahan isi file.
  • Write ==> Yaitu mengijinkan kepada user lain untuk dapat membaca dan melakukan perubahan terhadap isi file termasuk meghapusnya.
  • Execute ==> Yaitu emngijinkan user lain untuk dapat mengeksekusi atau menjalankan file      (Script/Program).

Sistem GNU/Linux juga mengenal 3 buah mode akses terhadap direktori /file yaitu :
  • Owner ==> Hak akses user pemilik direktori/file.
  • group ==> Hak akses tempat user berada.
  • other ==> hak akses setiap user selain pemilik direktori.

Rincian penjelasan mode akses dan hak akses terhadap sebuah direktori/file di linux


Hak akses terhadap file juga dapat di konfersikan kedalam bilangan biner dan desimal :
0 = ---
1 = --x
2 = -w-
3 = -wx
4 = r--
5 = r-x
6 = rw-
7 = rwx


2. Manajemen User
       Penambahan user dapat dilakukan dengan 2 perintah yaitu 
  • adduser


  • useradd



Perbedaan antara "adduser" dan "useradd"

  • adduser
  1. Adduser : menciptakan user dengan melakukan setting password terlebih dahulu.
  2.  Adduser : menciptakan user serta home direktorinya.
  3.  Adduser : menciptakan user dengan memberikan keterangan lengkap si user tersebut.
  • useradd
  1.  Useradd : menciptakan user tanpa mengeset password. 
  2.  Useradd : menciptakan user tanpa ada home dirktorinya.
  3.  Useradd : menciptakan user tanpa memberikan keterangan lengkap mengenai user tersebut.


dan untuk menghapus user bisa menggunakan perintah ini :






Share:

Saturday, 7 October 2017

Pengertian Dan Jenis-Jenis Antena


Pengertian Antena


        adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel, dipole, ataupun yagi, dsb.Antena adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal.

Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan ukurnya adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa ditempuhpun bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya. Secara umum ada dua jenis antena yaitu :

1. Directional
2. Omni Directional


Fungsi Antena



Antena berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi penerima saja.
Karakter Antena


Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi , yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi.

1. Pola Radiasi

Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).


Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun, jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka directivity antena tersebut.


Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.

2. Gain

Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.


3. Polarisasi

Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beanwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut minimun dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.

4. Antena Directoral

Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish "parabolic", yagi, dan antena sectoral.
5. Antena Omni-Directional

Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
Jenis-jenis Antena


1. Antena Omnidirectional


Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. This pattern is often described as "donut shaped". Pola ini sering digambarkan sebagai "donat berbentuk". Omnidirectional antenna can be used to link multiple directional antenna in outdoor point-to-multipoint communication systems including cellular phone connections and TV broadcasts. Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.

Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.

2. Antena Grid



Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer. Sudut pola pancaran antena ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya.


3. Antena Parabolik



> Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh
> Gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi


Kelebihan antenna parabola :


[ + ] Dapat digunakan untuk menerima 3 satellite sekaligus tanpa harus menggerakkan antenna.
[ + ] Dapat menampilkan gambar dari semua TV dari satelit yang ditangkap dalam sekejap.
[ + ] Kondisi permanent sehingga tidak gampang goyah terhadap posisi.
[ + ] Signal quality dapat maksimumKekurangan antenna parabola :


[ - ] Tidak dapat digunakan menangkap satelit lebih dari 5.
[ - ] Membutuhkan lebih banyak LNBF.
[ - ] Channel yang diterima lebih sedikit.

4. Antena Sectoral



Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.


Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.


Sumber : http://heri-men.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-jenis-jenis-antena.html
Share:

Tutorial Setting AP (Acces Point)



I. ALAT DAN BAHAN






II. LANGKAH PENGERJAAN

A. LAB 1 ( SSID Nama Kelompok, Tanpa Password, DHCP )

1. Pertama, setting IP di Laptop anda Satu network kan dengan IP default AP


2. Ketik IP default AP di address bar, lalu pilih bahasa


3. Pilih Manua Setup

4. Masukan SSID dan pilih DHCP karena kita akan memilih IP secara DHCP

5. Masukan password untuk admin

6. Pilih zona waktu 

7. Save jika sudah selesai 

8. Login sebagai admin 

9. Jika sudah berhasil, hotspot akan muncul di perangkat lain


B. LAB 2 ( SSID Nama Kelompok, Password, DHCP )

1. Pertama, setting IP di Laptop anda 


2. Ketik IP default AP di address bar, lalu pilih bahasa
3. Pilih Manua Setup

4. Masukan SSID dan pilih DHCP karena kita akan mengunnakan ip DHCP

5. Masukkan Password yang diinginkan
6. Save jika sudah selesai


7. Jika sudah berhasil, hotspot akan muncul di perangkat lain



C. LAB 3 ( SSID Nama Kelompok, Password, No DHCP )

1. Pertama, setting IP di Laptop anda 
2. lalu jika sudah kita beri nama dan password untuk hostpot.

3. setelah itu kita akan gunakan ip static, klik “internet setup” pada tab kiri lalu isi ip sama kan seperti berikut.
4. dan untuk langkah pengecekan kita gunakan perangkat lain contoh handphone, pertama kita hubungkan dan masukan password nya

5. lalu jika sudah di masukan password, kita isi ip static di handphone



D. LAB 4 ( SSID Nama Kelompok, No Password, No DHCP )

1. Pertama, setting IP di Laptop anda 


2. lalu jika sudah kita beri nama untuk hostpot.
3. setelah itu kita akan gunakan ip static, klik “internet setup” pada tab kiri lalu isi ip sama kan seperti berikut.
4. dan untuk langkah pengecekan kita gunakan perangkat lain contoh handphone, lalu kita isi IP static di HP


E. Setting Repeater

1. Jika sudah di ‘ Wifi Router ‘ , Masuk ke menu Wireless Repeater, akan muncul tampilan tersebut .

2. Jika sudah di select, masukan IP dan Subnet dan tekan Finish.

Share:

Social


Ads

Ad Banner